Hajimari [Puri] #2
Waktu akan terasa begitu lama bila kau melewatinya tanpa kegiatan tertentu dan akan terasa cepat bila kau sedang melakukan sesuatu yang kau suka. Teori itu sungguh berlaku pada diri Puri saat ini. Waktu terasa berjalan begitu lambat, kau tahu kenapa? Sebab meski ingin bicara, Puri tak punya keberanian untuk mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya. Kebiasaan lama sebagai seorang pendiam masih melekat erat pada gadis ini. Jadi waktu benar-benar berjalan sangat lambat tanpa ada hal yang menyenangkan.

Beberapa saat penuh kekosongan lewat dan kini Puri dan gadis yang ia jumpai di stasiun tiba di tempat tujuan. Mungkin Puri memang sedikit lambat, tapi kali ini jelas bukan salahnya kalau keduluan menekan bel oleh gadis super semangat yang membunyikan bel berkali-kali, meski sebenarnya dua tiga kali saja sudah cukup, penghuni rumah ini jelas punya telinga bukan? Hah, lupakan saja. Tak lama pintupun terbuka dan muncullah seorang gadis jangkung yang sepertinya sedang bersiap-siap seperti mau pergi entah kemana. Mengapa Puri berpikir demikian? Tentu saja karena gadis itu dandanannya nampak begitu hebat, kalau Puri sih tak akan dandan seperti itu kecuali kalau mau ke pesta pernikahan.

Sedikit sapaan dan gadis jangkung itu mempersilahkan tamunya masuk. Puri tersenyum dan sedikit menunduk hormat–kebiasaan lama–lalu melangkah masuk. Puri masih agak ragu saat dipersilahkan duduk, tapi yah, akhirnya Puri duduk juga. Tak lama seorang gadis berpakaian maid datang membawa cemi–ehm, suguhan. Dan tentu saja, yang menarik perhatian Puri adalah kue coklat yang disuguhkan. Ini juga salah satu kebiasaan buruk Puri, tak henti mencuri pandang pada makanan, apalagi yang terlihat cantik.

“Silahkan tunggu Hariett Ojousama sebentar, ia sedang bersiap-siap,”

Dan tentu saja pandangan Puri mengikuti kata-kata sang gadis maid, membalasnya Puri hanya mengangguk tersenyum dan terdiam. Puri tak ingin terlalu banyak bicara yang tak perlu, hanya saat ia butuh saja Puri akan bicara. Dan kini waktu kembali terasa begitu lama, Puri hanya menghabiskan waktu itu untuk menelusur ruang tempatnya berada. Mengingat berbagai detail tempat yang akan jadi rumah barunya untuk beberapa waktu kedepan. Cukup rapi untuk ukuran rumah yang ditinggali beberapa orang. Tak seperti rumah Pur di kampung halamannya yang begitu penuh dengan barang ini itu terutama kertas catatan, ketika dirinya dan ayah sama-sama masih menimba ilmu di perhuruan tinggi sementara adiknya di SMA. Benar-benar sulit untuk dirapikan.

Puri sudah mulai menemukan kenyamanannya di tempat ini ketika akhirnya orang yang ditunggu-tunggu kehadirannya datang ke ruangan. Seorang gadis dengan celana pendek dan baju tak berlengan, cowok sekali. Tanpa basa basi dulu gadis itu langsung menyambar kue yang ada di atas meja, baru setelahnya berbicara. Kata-katanya pun cukup to the point, sangat singkat dan padat. Puri hanya bisa mengangguk saja, toh ia masih belum punya pertanyaan apapun dalam pikirannya.

Dan.. sebuah pertanyaan meluncur dari bibir miss.Vaugh. Pertanyaan yang juga membuat Puri penasaran akan jawabannya. Walau penasaran, Puri tetap diam, hanya memperhatikan keadaan dan berbicara pada saat yang tepat, nanti.

Label: