Hajimari [Hariett] #2
15 menit kemudian alarm nya kembali berbunyi. Masih sambil terpejam, Hariett meraba bawah bantalnya dan menarik handphone nya. Sungguh ia masih mengantuk dan pada saat seperti ini, ia menyesalkan mengapa orang-orang lebih senang beraktifitas di pagi hari. Padahal jelas sekali kalau pagi-pagi di hari libur seperti ini, orang-orang masih banyak yang tidur. Liburan sama dengan bersantai. Liburan sama dengan bangun siang. Liburan sama dengan membuang jauh-jauh aktifitas yang tidak disukai. Setuju? Tidak? Ya sudah, diam saja. Intinya, Hariett masih ingin tertidur sebentar dan ia mengambil handphone nya hanya untuk menginformasikan maid nya untuk melayani para tamu nya.

“Saya-chan, tamu sudah datang jadi tolong di sediakan minuman dan kue selagi menunggu saya bangun,” gumam Hariett sambil mengetik pesan kepada pelayannya. Setelah terkirim, gadis belia tersebut kembali memejamkan matanya dan membiarkan dirinya terbuai di dalam dunia mimpi kembali.

***

Seorang pelayan berparas Asia—dan ia memang seorang Jepang berlari menuju kamarnya ketika mendengar deringan handphone. Ia diizinkan memiliki handphone oleh majikannya karena majikannya memang lebih senang berinteraksi dengannya melalui telepon genggam praktis itu. Ia bernama Sayaka dan berumur 23 tahun, 4 tahun lebih tua dari majikannya. Tugasnya lumayan banyak di rumah besar ini. Penjaga rumah, yang mengurusi rumah terkecuali kamar nona Ally dan juga pengurus nona Hariett. Tetapi apa yang ia dapatkan dari majikannya, setimpal. Hanya saja kadang-kadang ia suka menjadi objek keanehan majikannya. Bayangkan saja, ia sehari-hari disuruh memakai baju maid lengkap dengan head dress nya karena majikannya tergila-gila dengan Anime dan menginginkan kehidupan yang sama dengan yang ada di dalam cerita khayalan itu. Dan Sayaka tentu tak bisa menolak. Meski jujur saja, ia malu disuruh memakai baju maid seperti ini, yah walaupun baju itu berlengan panjang dan juga rok nya panjang hingga kaki.

Sayaka menghela napasnya ketika membaca pesan dari majikannya, merasa sedikit tidak enak dengan para tamu yang telah di anggurkan nona Hariett. Tanpa banyak bicara, Sayaka membuat 4 gelas teh untuk kedua tamu nya, nona Ally dan nona Hariett jika ia sudah bangun nanti. Nah untuk kue nya ia bingung harus member apa. Didalam kulkas masih ada kue coklat milik nona Hariett dan masih tersisa untuk beberapa porsi makan lagi. Tetapi yang jadi masalah adalah sekarang masih jam 10 pagi, apa tidak masalah jika mereka sudah di tawari kue coklat manis? Sayaka terdiam sebentar sambil menimbang-nimbang apa yang sebaik nya ia lakukan. Tetapi tak ada pilihan lain lagi kan? Ia belum menyiapkan makan siang karena waktu makan siang masih lama. Akhirnya, ia keluarkan juga kue coklatnya dan ia potong segitiga dan di taruh di keempat piring kecil untuk kue.

Sambil membawa nampan bunga-bunga, Sayaka berjalan menuju ruang tamu dan tersenyum ramah melihat nona Ally dan para tamu. Ia segera menaruh cangkir berisi the serta kue coklat di atas meja lalu menunduk sopan. “Silahkan tunggu Hariett Ojousama sebentar, ia sedang bersiap-siap,” ujar nya. Dan ia telah berbohong. Tapi ini demi nona nya, masa ia mau bilang kepada tamu nya kalau beliau masih tidur? Setelah membungkuk sekali lagi, Sayaka undur diri dari hadapan mereka . Ia berjalan ke arah dapur dan menaruh nampannya, setelah itu berdiri di hadapan pintu kamar Hariett sambil mengetok beberapa kali. “Ojousama, saya masuk,” serunya dan membuka pintu nona Hariett yang tak pernah di kunci. Tujuannya adalah, membangunkan Hariett, memandikan, membantu nya bersiap-siap dan mendorongnya keluar kamar dengan segera.

Percaya? Hm—dikembalikan kepada diri para pembaca masing-masing.

15 menit setelah Sayaka undur diri dari hadapan nona Ally dan para tamu, seorang gadis berambut panjang keluar dari kamarnya. Disusul dengan Sayaka yang langsung menghilang kea rah dapur. Gadis berambut coklat dan bermata abu itu menguap dengan lebar dan berjalan ke arah para tamu. Ia memakai celana pendek warna putih dan baju tak berlengan berwarna pink muda. Segera saja ia duduk di sofa kosong dan menyambar kue coklat di atas piring kecil yang memang disediakan untuknya. Setelah menyendok dan memasukkan kedalam mulutnya, ia baru berbicara kepada para tamu nya.

“Selamat datang, kamar paling pojok di sebelah kanan itu adalah kamarku dan diseberangnya adalah kamar Ally,” ujar Hariett sambil menunjuk kamar-kamar yang ia sebutkan tadi serta menunjuk Ally yang berambut pirang. “Dan kalian tinggal memilih salah satu dari dua kamar yang tersisa. Untuk uang rumah, kita bagi 4 seperti apa yang sudah ku jelaskan di dalam Internet. Pelayan tadi bernama Sayaka dan ia yang bertugas mengurusi rumah ini, jadi jika ada apa-apa tinggal bilang ke dia saja,” lanjut Hariett tanpa banyak basa-basi dan selagi ia berbicara tadi, potongan-potongan kue coklat it uterus masuk kedalam mulutnya hingga sekarang tak sedikitpun tersisa di atas piringnya.

“Ah ya! Sayaka milik ku, jadi jangan macam-macam dengannya selain meminta bantuan urusan rumah, ada yang mau ditanyakan?”

Label:


hajimari [kurtzee] #2
Tak lama setelah dirinya menekan tombol bel rumah itu berkali-kali dengan seenaknya, pintu itupun akhirnya terbuka. Tangan kanannya pun reflek menjauhi tombol bel yang mungkin sebentar lagi akan rusak itu, mata tajamnya mendelik kearah seorang gadis cantik berambut emas bertubuh jangkung itu. Nampaknya gadis itu baru saja selesai mandi dan berdandan, lihat saja gadis itu masih mengenakan kimono handuk berwarna putih. Well, gadis itu terlihat sangat feminim yang suka berdandan ria. Wajar memang seorang wanita itu selalu sibuk menghias dirinya bahkan mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk itu. Wanita mana yang mau dirinya dibilang jelek? Mereka semua ingin selalu tampil cantik dan menarik dihadapan laki-laki kan? Namun Kurtzee yang seorang gadis tidak mau membuang-buang waktunya hanya untuk berdandan, ia lebih suka yang simpel dan nyaman.

“Hello,”

“Kurtzee dan Puri, benar? Silahkan masuk.”

Sebuah senyuman pun merekah dari wajah gadis berambut terurai dihadapannya. Satu fakta kalau perempuan menggerai rambutnya, ia akan terlihat lebih cantik. Apalagi jika ia tersenyum seperti itu, terasa inner beautynya yang keluar. Ada juga yang bilang kalau rambut adalah mahkota perempuan, mana ada mahkota berbentuk rambut? Setahu gadis jangkung itu sih, yang namanya mahkota pasti terbuat dari lempengan yang ditambahkan batu-batu permata indah. [i]’Rambutku bukan lempengan.’[/i]. Nah, ia pun tidak menganggap kalau rambutnya adalah mahkotanya. Rambut ya rambut, mahkota ya mahkota. Jelas itu berbeda kan? Siapa sih yang membuat istilah seperti itu? Tidak penting. Rupanya sang gadis canti itu bisa meramal atau mempunayi indra keenam? Mengapa ia bisa tahu nama Kurtzee dan gadis jadul yang ada di sampingnya? Oh, apakah dia yang bernama Hariett blabla Brooke? Entahlah.

Kaki panjangnya pun melangkah memasuki rumah yang nampak besar itu, mata coklat keabuannya langsung menyeruak keseluruh sudut ruangan itu. Nampak begitu rapih dan teratur, apa dua orang yang tinggal disini kah yang merapihkannya? Atau ada pelayan disana? Sebenarnya tidak penting bagaimana tatanan perabotan dan pajangan-pajangan di seluruh sudut ruangan itu, yang terpenting adalah keadaan kamarnya, ia tidak suka tatanan yang ribet dan begitu padat dengan benda-benda yang terasa hanya akan menjadi sampah saja. Itu kamarnya, terserah Kurtzee mau mendekor kamarnya seperti apa yang ia sukai. Semoga Ibunya yang bukan main bawel itu tidak mengikut sertakan penata kamar khusus saat mengirimkan barang-barangnya nanti. Ia sungguh tidak sabar melihat kamar barunya, semoga nyaman dan terlindungi Privacy nya.

Setelah dipersilahkan duduk, dirinya pun langsung duduk di sofa ruang tamu yang begitu nyaman dan empuk. Setelah dirinya menempuh penerbangan selama 12 1/2 jam dari Amerika ke Jepang, terasa kalau bokongnya itu tambah rata saja dan badannya pun terasa remuk. Tadinya ia ingin langsung merebahkan tubuhnya di sofa itu, namun rasanya sungguh tidak sopan, ia baru disana jadi harus menunjukkan sikap yang baik. Tak lama setelah itu datanglah sesosok gadis berwajah asia mengenakan baju maid panjang membawa sebuah nampan yang bercorak bunga-bunga berisi teh dan kue coklat yang sudah dipotong membentuk segitiga. Kurtzee tidak dapat memindahkan pandangannya dari pelayan berbaju maid itu, selama di Amerika dan Frankfurt ia hanya melihat teman-teman komunitas jepangnya yang bercosplay ria mengenakan berbagai macam kostum maid itu. Dan sekarang dihadapannya adalah yang nyata, orang Jepang asli nampaknya. [i]’Ternyata yang asli jauh lebih kawaii.’[/i]. Namun mengapa roknya panjang? Lebih bagus kalau roknya pendek kan? Paha mulusnya pasti akan terlihat.

“Silahkan tunggu Hariett Ojousama sebentar, ia sedang bersiap-siap,”

Apa Kurtzee perlu mengorek kupingnya? Apa ia tidak salah dengar? Ojou-sama? Apa si Hariett itu adalah anak dari seorang Yakuza? Selama ini ia memang menyukai organisasi ilegal yang paling terkenal di Jepang itu, ia tidak pernah melewatkan komik, anim atau drama yang bercerita tentang kehidupan para Yakuza. Disalah satu drama yang pernah ia tonton, ada seorang putri seorang ketua Yakuza dan putri itu disebut ‘Ojou-sama’ oleh para anggota lainnya. Menjadi seorang Ojou-sama adalah salah satu impian dirinya yang terpendam, rasa iri pun tersirat—haha—itu tidak mungkin, jangan terlalu banyak menghayal. Setelah maid itu pergi, ia menatap kearah kue coklat yang disediakan disana nampak sungguh menggoda memang, namun ia hanya bisa menghabiskan tidak lebih dari setengah kue yang terlalu manis. Ia bisa pusing dan mual, tapi dirinya juga tidak enak melihat kue dihadapannya itu menganggur. Masa kue sudah disediakan tapi tidak dimakan? Itu tidak menghargai tuan rumah namanya.

“Aku cicipi ya?”

Ucapnya meminta izin—lebih tepatnya basa-basi—kepada gadis cantik berambut keemasan itu.

Lima belas menit kemudian.

Datang sesosok gadis berambut coklat panjang yang mengenakan baju lengan buntung merah muda dan celana pendek berwarna putih. Tanpa ucapan sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, gadis itu langsung saja duduk dan mengambil kue coklat yang ada di atas meja, tingkah lakunya sudah seperti tuan rumah saja. Hm, nampaknya dialah Hariett sang pemilik rumah itu terserahlah dia mau bertingkah seperti apa toh dia ada dirumahnya sendiri, Kurtzee hanya bisa menghormati sang pemilik rumah itu saja.

“Selamat datang, kamar paling pojok disebelah kanan itu adalah kamarku dan disebrangnya adalah kamar Ally,”

Dirinya mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh gadis yang nampaknya tidak begitu memperdulikan penampilannya itu dengan perlahan. Kurtzee masih baru di Jepang, perbendaharaan kata-katanya masih sedikit dan masih membutuhkan pelajaran lebih lanjut namun ia lumayan mengerti apa yang dikatang Hariett barusan, matanya pun mengikuti jari Hariett yang menunjukkan kamar dan gadis cantik rambut emas yang ternyata bernama Ally itu. Hariett pun kembali menjelaskan secara panjang lebar masalah kamar dan biaya rumah, memperkenalkan sang maid sambil terus memasukan kue coklat hingga habis tak tersisa. Apa dia tidak tersedak makan sambil berbicara panjang lebar? Hariett juga menegaskan kalau maid yang bernama Sayaka itu adalah miliknya dan meminta untuk tidak melakukan hal macam-macam selain meminta bantuan urusan rumah. Oh yeah? Memangnya dia kira Kurtzee akan melakukan apa kepada maid itu, tapi patut di curigai sih. Kurtzee sangat mengerti perasaan ‘memiliki’ seperti itu, kalau dia memiliki seorang maid ia juga pasti akan mengatakan hal yang sama seperti Hariett.

“Sebelumnya aku minta ijin, mungkin sebentar lagi akan ada paket pengiriman barang yang datang, mereka akan membawa perabotanku.”

Tukas dirinya dengan jelas.

“Dan... Apa ada larangan tertentu dirumah ini?”

Tanya Kurtzee sambil mengangkat satu alis matanya.

Label:


Hajimari [Puri] #2
Waktu akan terasa begitu lama bila kau melewatinya tanpa kegiatan tertentu dan akan terasa cepat bila kau sedang melakukan sesuatu yang kau suka. Teori itu sungguh berlaku pada diri Puri saat ini. Waktu terasa berjalan begitu lambat, kau tahu kenapa? Sebab meski ingin bicara, Puri tak punya keberanian untuk mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya. Kebiasaan lama sebagai seorang pendiam masih melekat erat pada gadis ini. Jadi waktu benar-benar berjalan sangat lambat tanpa ada hal yang menyenangkan.

Beberapa saat penuh kekosongan lewat dan kini Puri dan gadis yang ia jumpai di stasiun tiba di tempat tujuan. Mungkin Puri memang sedikit lambat, tapi kali ini jelas bukan salahnya kalau keduluan menekan bel oleh gadis super semangat yang membunyikan bel berkali-kali, meski sebenarnya dua tiga kali saja sudah cukup, penghuni rumah ini jelas punya telinga bukan? Hah, lupakan saja. Tak lama pintupun terbuka dan muncullah seorang gadis jangkung yang sepertinya sedang bersiap-siap seperti mau pergi entah kemana. Mengapa Puri berpikir demikian? Tentu saja karena gadis itu dandanannya nampak begitu hebat, kalau Puri sih tak akan dandan seperti itu kecuali kalau mau ke pesta pernikahan.

Sedikit sapaan dan gadis jangkung itu mempersilahkan tamunya masuk. Puri tersenyum dan sedikit menunduk hormat–kebiasaan lama–lalu melangkah masuk. Puri masih agak ragu saat dipersilahkan duduk, tapi yah, akhirnya Puri duduk juga. Tak lama seorang gadis berpakaian maid datang membawa cemi–ehm, suguhan. Dan tentu saja, yang menarik perhatian Puri adalah kue coklat yang disuguhkan. Ini juga salah satu kebiasaan buruk Puri, tak henti mencuri pandang pada makanan, apalagi yang terlihat cantik.

“Silahkan tunggu Hariett Ojousama sebentar, ia sedang bersiap-siap,”

Dan tentu saja pandangan Puri mengikuti kata-kata sang gadis maid, membalasnya Puri hanya mengangguk tersenyum dan terdiam. Puri tak ingin terlalu banyak bicara yang tak perlu, hanya saat ia butuh saja Puri akan bicara. Dan kini waktu kembali terasa begitu lama, Puri hanya menghabiskan waktu itu untuk menelusur ruang tempatnya berada. Mengingat berbagai detail tempat yang akan jadi rumah barunya untuk beberapa waktu kedepan. Cukup rapi untuk ukuran rumah yang ditinggali beberapa orang. Tak seperti rumah Pur di kampung halamannya yang begitu penuh dengan barang ini itu terutama kertas catatan, ketika dirinya dan ayah sama-sama masih menimba ilmu di perhuruan tinggi sementara adiknya di SMA. Benar-benar sulit untuk dirapikan.

Puri sudah mulai menemukan kenyamanannya di tempat ini ketika akhirnya orang yang ditunggu-tunggu kehadirannya datang ke ruangan. Seorang gadis dengan celana pendek dan baju tak berlengan, cowok sekali. Tanpa basa basi dulu gadis itu langsung menyambar kue yang ada di atas meja, baru setelahnya berbicara. Kata-katanya pun cukup to the point, sangat singkat dan padat. Puri hanya bisa mengangguk saja, toh ia masih belum punya pertanyaan apapun dalam pikirannya.

Dan.. sebuah pertanyaan meluncur dari bibir miss.Vaugh. Pertanyaan yang juga membuat Puri penasaran akan jawabannya. Walau penasaran, Puri tetap diam, hanya memperhatikan keadaan dan berbicara pada saat yang tepat, nanti.

Label:


Hajimari [Ally] #2
Sayaka, pelayan pribadi Hariett yang sepertinya terlihat tersiksa mengenakan seragam maid ala gothic lolita itu keluar dari dapur membawakan 4 gelas teh dan kue coklat yang lezat di atas meja. Tentu saja itu disajikan untuk menyambut kedua penghuni baru apartemen ini. Perintah dari Hariett yang disampaikan lewat pesan instan telepon genggamnya. Ally menggelengkan kepala, membayangkan teman se-apartemennya itu masih berbaring dengan nyaman di ranjangnya. “Silahkan tunggu Hariett Ojousama sebentar, ia sedang bersiap-siap,” ujar Sayaka. Ally yakin, Hariett pasti sudah tertidur lagi sekarang kalau tidak dibangunkan oleh Sayaka. Apakah anak itu lupa bahwa ia harus menyambut Kurtzee dan Puri sekarang?

"Tolong bangunkan dia, Sayaka-san," ujar Ally lembut pada pelayan itu lalu ia mempersilakan Kurtzee dan Puri untuk duduk di sofa ruang tamu. Ia sendiri kemudian duduk di sofa tunggal yang berada di sebelah kiri sofa yang diduduki kedua tamunya. "Namaku Allyriane, kalian boleh memanggilku Ally," Ally mengulurkan tangannya pada kedua gadis itu, "Silakan dimakan kuenya."

“Aku cicipi ya?” Kurtzee si rambut merah nampaknya tipe orang yang mudah berbaur dengan lingkungan baru, tidak seperti Puri yang sejak tadi hanya diam saja.

"Silakan." Ally membalas seraya mengambil sepotong kue coklat untuk dirinya sendiri dan memakannya dengan lahap. Percaya atau tidak, Ally adalah seorang gadis yang sangat mencintai makanan manis seperti kue-kue dan es krim. Gadis itu beruntung karena memiliki tubuh yang tidak mudah melar sekalipun memakan makanan berlemak. Iri?

15 menit kemudian, Hariett akhirnya keluar dari kamar dan langsung duduk di salah satu sofa yang kosong dan langsung menyambar kue coklat bagiannya. Kemudian gadis itu pun langsung menjelaskan lokasi kamar yang akan ditempati Kurtzee dan Puri nanti. Tetap sambil memakan kuenya dan tidak lupa mempertegas kepemilikannya terhadap Sayaka. Tenang saja, nona, tak ada yang berniat menculik Sayaka-mu, kok. Ally hanya diam saja sambil terus menyantap kue coklatnya. Tugas untuk menjelaskan tentu saja sepenuhnya adalah tugas Hariett sebagai pemilik rumah, ia berada di situ hanya untuk menemani sekaligus berkenalan dengan teman baru saja.

“Sebelumnya aku minta ijin, mungkin sebentar lagi akan ada paket pengiriman barang yang datang, mereka akan membawa perabotanku.”

“Dan... Apa ada larangan tertentu dirumah ini?”

"Soal larangan," Ally mencoba menjawab, "Setahuku tidak ada, selama kita tidak saling mengganggu privasi masing-masing. Betul, Hariett?"

Selama ini ia dan Hariett nyaris tak pernah bertegur sapa selain untuk urusan-urusan rumah yang memang perlu dibahas berdua. Selebihnya, mengenai kehidupan pribadi dan tetek bengeknya yang lain, mereka tak pernah sekalipun berbincang. Kalau kau berharap dua orang yang hidup bersama di satu apartemen itu adalah sahabat sejati, kau salah besar.

"Ngomong-ngomong, aku kembali ke kamar dulu," ujar Ally sambil berdiri lalu menunjuk ke arah tubuhnya yang masih berbalut kimono. "Nanti aku kembali lagi."

Label:


Hariett Samuella Brooke

BIODATA [Hariett]

About Me

Nama : Hariett Samuella Brooke. (bayangin aja muka nya Brookelle Bones)

Status : Single

Current activity : Part-timer

TTL :10 Maret 1990, Seattle, United States of America

Ciri fisik : Rambut panjang sepinggang berwarna coklat, badan tinggi sekarang 170cm, warna mata abu-abu dan berkulit putih, badan berisi.

Sifat : Cuek, senang nyemil dan lebih senang menyendiri didalam kamarnya.

Kesukaan : Warna Pink dan putih, coklat (makanan), duduk didepan laptop dan chatting.

Letak kamar : Terletak di bagian paling dalam rumah dan paling pojok. Di kamar sebelah kanan.

Isi kamar : Ranjang single bed berwarna putih. Kasur selalu di tutupi oleh seprai, sarung bantal sarung bantal guling dan bedcover berwarna pink. Juga ada lemari baju besar berwarna pink juga. Didekat pintu ada meja yang biasanya diatasnya terdapat komputer dan sound besar. Sedangkan laptop pink muda nya biasanya tergeletak dirak buku diatas meja komputer. Di pojokkan kamar terdapat satu rak kaca tinggi yang berisi VCD dan DVD film, anime dan sebagainya. Karpet berbentuk bulat yang ukurannya lumayan besar berada di lantai antara kasur (yang menempel di dinding sebrang meja komputer) dan meja komputer. Karpet itu bercorak lollipop dengan warna pink dan putih.

Label:


Allyriane Lakeisha Colette
Photobucket
I am the girl who got EVERYTHING~
Envy Me? Yea, you will..


BIODATA (Ally)

About Me

Nama : Allyriane Lakeisha Colette

Status : Single

Current activity : Part-time Model

TTL : 8 Agustus 1990, Paris, Perancis

Ciri fisik : Rambut pirang keemasan panjang, kadang terlihat menggunakan wig pada momen-momen tertentu, tinggi kurus khas model, kulit putih, iris mata berwarna hazel, tinggi badan 173cm, wajah oriental khas darah campuran Perancis-Jepang, tidak bisa gemuk.

Sifat : sedikit angkuh, ambisius, gengsinya tinggi, fashionable (branded lover), tidak terlalu peduli perasaan orang yang penting dirinya senang, tak suka pada orang yang kuper.

Kesukaan : menjadi pusat perhatian, mengikuti macam-macam audisi, menghadiri premier film, pesta dengan teman-teman model, bersosialisasi dengan mereka yang ‘layak’, Hello Kitty, pecinta warna putih, Chihuahua kecilnya yang bernama Paris (Hilton), makan—terutama kue-kue yang banyak krim dan manis.

Letak kamar : Terletak di bagian paling dalam rumah dan paling pojok. Di lorong kamar sebelah kiri. Pintu kamarnya berhadapan dengan Hariett.

Kamar :

Keterangan tambahan:
Seluruh lantai kamar dilapisi karpet bulu berwarna peach. Di sisi ranjang ada sebuah meja rias cantik berwarna putih penuh dengan beragam alat rias, aksesoris dan parfum di laci-lacinya. Hampir seluruh permukaan dinding dibuat menjadi rak-rak yang penuh dengan buku, majalah fashion dan beragam pajangan keramik maupun boneka dan aneka cemilan.
Di sisi lain ruangan terdapat sebuah lemari kaca berisi semua koleksi Hello Kitty-nya dan sebuah meja tulis dengan sebuah notebook pink di atasnya tertata rapi. Sebuah TV LCD bertengger manis di dinding dan di bawahnya terdapat sebuah meja kecil untuk meletakkan DVD Player dan piranti music lainnya. Lemari pakaian besar terdiri dari 4 pintu (terisi penuh dengan baju-baju bermerk, tas-tas bermerk dan sepatu-sepatu bermerk yang tak perlu kau hitung jumlahnya karena terlalu banyak) terletak di sebelah pintu kamar mandi.

Label:


Kurtzee Nichole Vaughn
BIODATA [Kurtzee]




About Me

Nama : Kurtzee Nichole Vaughn
Status : In a relationship
Current Activity : Germany-English Teacher and Part-timer
TTL : 10 April 1990, Frankfurt, Deutschland.

Ciri fisik : Rambut seleher berwarna coklat kemerahan (selalu menggonta-ganti warna rambut), tubunya proporsional, tinggi 175cm, berkulit putih, warna mata coklat keabuan, berdada cukup rata hingga sering disangka laki-laki, blasteran German-Amerika.

Sifat : Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mudah bergaul dan supel, blak-blakan, emosional, cuek, pemberani, rebel, fashionable (tergantung moodnya), moody, tegas, keras kepala, egois, menjunjung tinggi perasabatan, penyayang, pada awalnya terlihat sangat jutek namun akan berbeda jika sudah mengenalnya, dari luar selalu terlihat riang.

Kesukaan : Musik, band-band dan penyanyi favoritenya, Hello kitty, hitam, makanan dan minuman favoritenya, YAOI, Loli, Shota, Bishounen, Bishoujo, Panda, pernak-pernik lucu, gothic, semua tentang fashion, EMO, binatang peliharaanya , laptop, handphone, mp3 player, tidur.

Letak kamar : Disebelah Miss.Brooke

Kamar : Simpel. Ada sebuah kasur single berseprai dan berselimut Hello Kitty yang tidak memiliki kaki di pojok ruangan, dibawahnya terdapat karpet bergambar panda. Tepat di sebelah kasur ada sebuah brankas kecil, diatasnya terdapat lampu berbentuk Hello kitty, jam wekker sebesar kepala bergambar Hello kitty, celengan berbentuk Hello kitty, bingkai berbentuk wajah Hello kitty dan satu buah gundam chibi. Didepan kasur terdapat meja kayu berkaca, diatasnya terdapat sebuah televisi Hello kitty yang dilengkapi dengan dvd player, didalam meja ada segala macam cd-dvd anime/dorama/pv. Disebelahnya ada meja belajar besar berwarna hitam yang nampak kokoh, diatasnya terdapat buku-buku, laptop dan alat tulis. Disebrangnya terdapat sebuah lemari kayu tiga pintu. Tepat di sebelah pintu masuk ada meja rias.

Label:


Puri ananda

BIODATA [puri]
~About Me~

Nama : Puri Ananda

Status : Single

Current activity : exchange student & part-timer

TTL : Jakarta, 7 April 1990

Ciri fisik : Rambut pendek hitam legam, iris sama hitamnya, kulit kuning langsat, sering disangka anak kecil karena pendek

Sifat : Tak banyak bicara, cuek, lebih berfokus pada rencana daripada tindakan, sulit untuk berhadapan langsung dengan orang lebih memilih berkomunikasi melalui media, suka menolong, tingkat kerajinan belajar tergantung pada mood, menyukai hal yang baru namun cepat bosan, memiliki ingatan pendek hingga tak bisa mengingat nama orang yang jarang ditemuinya

Kesukaan : Keju, guling kesayangan, tidur, game bergenre RPG & tactics, anime, manga, pensil yang setia menemani semenjak masa awal kuliah, menggambar, kucing, serigala, Kaito, saat istirahat kerja, lagu-lagu yang menyimpan kenangan

Letak kamar : berhadapan dengan kamar Zee

Kamar : Sebuah single bed di seberang pintu dengan guling kesayangan dan sebuah boneka beruang madu mini, di sudut kamar depan ranjang terdapat meja yang biasa menjadi tempat laptop saat di gunakan di kamar, di atas meja terdapat beberapa action figure dan peralatan kantor, disebelah meja terdapat rak berisi koleksi manga dan game plus buku-buku pelajaran, rak tertutup oleh poster ukuran besar Cloud FFVII AC sehingga tak terlihat bagian dalamnya, di sebelah ranjang terdapat lemari pakaian dua pintu mini berwarna coklat muda yang juga berisi selimut serta jaket, diatas lemari terdapat barang yang jarang terpakai, seluruh kamar bernuansa biru, semua barang di dalam kamar tertata rapi namun debu bertumpuk di sana-sini

Label: