hajimari [kurtzee] #2
Tak lama setelah dirinya menekan tombol bel rumah itu berkali-kali dengan seenaknya, pintu itupun akhirnya terbuka. Tangan kanannya pun reflek menjauhi tombol bel yang mungkin sebentar lagi akan rusak itu, mata tajamnya mendelik kearah seorang gadis cantik berambut emas bertubuh jangkung itu. Nampaknya gadis itu baru saja selesai mandi dan berdandan, lihat saja gadis itu masih mengenakan kimono handuk berwarna putih. Well, gadis itu terlihat sangat feminim yang suka berdandan ria. Wajar memang seorang wanita itu selalu sibuk menghias dirinya bahkan mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk itu. Wanita mana yang mau dirinya dibilang jelek? Mereka semua ingin selalu tampil cantik dan menarik dihadapan laki-laki kan? Namun Kurtzee yang seorang gadis tidak mau membuang-buang waktunya hanya untuk berdandan, ia lebih suka yang simpel dan nyaman.

“Hello,”

“Kurtzee dan Puri, benar? Silahkan masuk.”

Sebuah senyuman pun merekah dari wajah gadis berambut terurai dihadapannya. Satu fakta kalau perempuan menggerai rambutnya, ia akan terlihat lebih cantik. Apalagi jika ia tersenyum seperti itu, terasa inner beautynya yang keluar. Ada juga yang bilang kalau rambut adalah mahkota perempuan, mana ada mahkota berbentuk rambut? Setahu gadis jangkung itu sih, yang namanya mahkota pasti terbuat dari lempengan yang ditambahkan batu-batu permata indah. [i]’Rambutku bukan lempengan.’[/i]. Nah, ia pun tidak menganggap kalau rambutnya adalah mahkotanya. Rambut ya rambut, mahkota ya mahkota. Jelas itu berbeda kan? Siapa sih yang membuat istilah seperti itu? Tidak penting. Rupanya sang gadis canti itu bisa meramal atau mempunayi indra keenam? Mengapa ia bisa tahu nama Kurtzee dan gadis jadul yang ada di sampingnya? Oh, apakah dia yang bernama Hariett blabla Brooke? Entahlah.

Kaki panjangnya pun melangkah memasuki rumah yang nampak besar itu, mata coklat keabuannya langsung menyeruak keseluruh sudut ruangan itu. Nampak begitu rapih dan teratur, apa dua orang yang tinggal disini kah yang merapihkannya? Atau ada pelayan disana? Sebenarnya tidak penting bagaimana tatanan perabotan dan pajangan-pajangan di seluruh sudut ruangan itu, yang terpenting adalah keadaan kamarnya, ia tidak suka tatanan yang ribet dan begitu padat dengan benda-benda yang terasa hanya akan menjadi sampah saja. Itu kamarnya, terserah Kurtzee mau mendekor kamarnya seperti apa yang ia sukai. Semoga Ibunya yang bukan main bawel itu tidak mengikut sertakan penata kamar khusus saat mengirimkan barang-barangnya nanti. Ia sungguh tidak sabar melihat kamar barunya, semoga nyaman dan terlindungi Privacy nya.

Setelah dipersilahkan duduk, dirinya pun langsung duduk di sofa ruang tamu yang begitu nyaman dan empuk. Setelah dirinya menempuh penerbangan selama 12 1/2 jam dari Amerika ke Jepang, terasa kalau bokongnya itu tambah rata saja dan badannya pun terasa remuk. Tadinya ia ingin langsung merebahkan tubuhnya di sofa itu, namun rasanya sungguh tidak sopan, ia baru disana jadi harus menunjukkan sikap yang baik. Tak lama setelah itu datanglah sesosok gadis berwajah asia mengenakan baju maid panjang membawa sebuah nampan yang bercorak bunga-bunga berisi teh dan kue coklat yang sudah dipotong membentuk segitiga. Kurtzee tidak dapat memindahkan pandangannya dari pelayan berbaju maid itu, selama di Amerika dan Frankfurt ia hanya melihat teman-teman komunitas jepangnya yang bercosplay ria mengenakan berbagai macam kostum maid itu. Dan sekarang dihadapannya adalah yang nyata, orang Jepang asli nampaknya. [i]’Ternyata yang asli jauh lebih kawaii.’[/i]. Namun mengapa roknya panjang? Lebih bagus kalau roknya pendek kan? Paha mulusnya pasti akan terlihat.

“Silahkan tunggu Hariett Ojousama sebentar, ia sedang bersiap-siap,”

Apa Kurtzee perlu mengorek kupingnya? Apa ia tidak salah dengar? Ojou-sama? Apa si Hariett itu adalah anak dari seorang Yakuza? Selama ini ia memang menyukai organisasi ilegal yang paling terkenal di Jepang itu, ia tidak pernah melewatkan komik, anim atau drama yang bercerita tentang kehidupan para Yakuza. Disalah satu drama yang pernah ia tonton, ada seorang putri seorang ketua Yakuza dan putri itu disebut ‘Ojou-sama’ oleh para anggota lainnya. Menjadi seorang Ojou-sama adalah salah satu impian dirinya yang terpendam, rasa iri pun tersirat—haha—itu tidak mungkin, jangan terlalu banyak menghayal. Setelah maid itu pergi, ia menatap kearah kue coklat yang disediakan disana nampak sungguh menggoda memang, namun ia hanya bisa menghabiskan tidak lebih dari setengah kue yang terlalu manis. Ia bisa pusing dan mual, tapi dirinya juga tidak enak melihat kue dihadapannya itu menganggur. Masa kue sudah disediakan tapi tidak dimakan? Itu tidak menghargai tuan rumah namanya.

“Aku cicipi ya?”

Ucapnya meminta izin—lebih tepatnya basa-basi—kepada gadis cantik berambut keemasan itu.

Lima belas menit kemudian.

Datang sesosok gadis berambut coklat panjang yang mengenakan baju lengan buntung merah muda dan celana pendek berwarna putih. Tanpa ucapan sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, gadis itu langsung saja duduk dan mengambil kue coklat yang ada di atas meja, tingkah lakunya sudah seperti tuan rumah saja. Hm, nampaknya dialah Hariett sang pemilik rumah itu terserahlah dia mau bertingkah seperti apa toh dia ada dirumahnya sendiri, Kurtzee hanya bisa menghormati sang pemilik rumah itu saja.

“Selamat datang, kamar paling pojok disebelah kanan itu adalah kamarku dan disebrangnya adalah kamar Ally,”

Dirinya mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh gadis yang nampaknya tidak begitu memperdulikan penampilannya itu dengan perlahan. Kurtzee masih baru di Jepang, perbendaharaan kata-katanya masih sedikit dan masih membutuhkan pelajaran lebih lanjut namun ia lumayan mengerti apa yang dikatang Hariett barusan, matanya pun mengikuti jari Hariett yang menunjukkan kamar dan gadis cantik rambut emas yang ternyata bernama Ally itu. Hariett pun kembali menjelaskan secara panjang lebar masalah kamar dan biaya rumah, memperkenalkan sang maid sambil terus memasukan kue coklat hingga habis tak tersisa. Apa dia tidak tersedak makan sambil berbicara panjang lebar? Hariett juga menegaskan kalau maid yang bernama Sayaka itu adalah miliknya dan meminta untuk tidak melakukan hal macam-macam selain meminta bantuan urusan rumah. Oh yeah? Memangnya dia kira Kurtzee akan melakukan apa kepada maid itu, tapi patut di curigai sih. Kurtzee sangat mengerti perasaan ‘memiliki’ seperti itu, kalau dia memiliki seorang maid ia juga pasti akan mengatakan hal yang sama seperti Hariett.

“Sebelumnya aku minta ijin, mungkin sebentar lagi akan ada paket pengiriman barang yang datang, mereka akan membawa perabotanku.”

Tukas dirinya dengan jelas.

“Dan... Apa ada larangan tertentu dirumah ini?”

Tanya Kurtzee sambil mengangkat satu alis matanya.

Label: