Hajimari [Ally] #1
Hari itu, si cantik Ally terbangun pagi-pagi sekali. Jam tujuh pagi—saat Hariett baru saja tidur—dia sudah sibuk bolak-balik di kamarnya. Memilih-milih pakaian, hiasan rambut dan aksesoris untuk dipakainya. Wajahnya yang halus itu pun kini tertutup dengan masker lumpur hijau untuk menjaga kehalusan dan kekencangan kulitnya. Dengan anggun, gadis berusia 19 tahun itu melangkah ke kamar mandinya yang bernuansa putih dan emas, mencelupkan telapak tangannya untuk mengukur suhu air pada bak mandinya. Pas hangatnya. Hihi. Kemudian, dia mengambil sebotol minyak mandi beraroma mawar dan menuangkan beberapa tetes ke air.

Sambil bersenandung, Ally masuk ke dalam bak mandi dan berendam di sana selama tiga puluh menit. Perawatan kulit dan wajah adalah hal yang amat sangat penting bagi Ally yang berprofesi sebagai part-time model. Hampir setiap saat wajahnya dipoles dengan make-up, bahkan di dalam rumah. Katanya sih, untuk jaga-jaga bila mendadak ada urusan keluar rumah atau bila tiba-tiba ada fotografer jalanan yang hendak memotretnya. Padahal, alasan sesungguhnya adalah kepercayaan diri. Gadis itu takkan membiarkan seorangpun melihat wajahnya yang polos tanpa polesan. No no no.

Sudah tiga bulan Ally tinggal di rumah besar yang terletak di suatu tempat di Harajuku, Tokyo. Dia menemukan rumah ini saat berselancar di internet mencari tempat tinggal di Jepang. Sebelumnya, Ally tinggal di Paris. Gadis itu dikontrak oleh sebuah model agency bergengsi yang ada di Tokyo dan mengharuskan Ally untuk tinggal menetap selama masa kontraknya berlangsung. Untung saja, Ally merupakan blasteran Jepang-Perancis. Jadi, sejak kecil dia sudah fasih berbahasa Jepang dan cukup akrab dengan budaya negeri sakura itu.

Ally dengan santai keluar dari bak mandi, meraih selembar kimono handuk dan memakainya. Rambutnya yang basah digulung dengan handuk berukuran sedang. Waktunya berdandan. Kalau di rumah, Ally hanya berdandan tipis-tipis. Natural dan tidak terlalu tebal. Lagipula, wajahnya memang sudah cantik dari lahir. Make-up tebal hanya diperlukan saat pesta, fashion show dan pemotretan. Ally memoleskan eyeshadow pink tipis-tipis pada kedua kelopak matanya setelah sebelumnya memakai bedak tabur ber-merk mahal. Diberikannya garis hitam di seputar mata dengan eyeliner untuk mempertegas bentuk matanya, kemudian ditambah blush-on peach dan lipgloss cherry. Perfect.


Ting Tong

Ting Tong


"Eh? Sudah jam 10?" gumam Ally seraya melirik pada jam meja berbentuk Hello Kitty di atas meja komputernya. Gadis itu buru-buru mengeringkan rambutnya dan membiarkannya tergerai—seksi. Masih dengan tubuh berbalut kimono handuk putih yang lembut, Ally melangkah keluar dari kamar untuk membukakan pintu. Yeah, semalam Hariett sudah bilang bahwa pagi ini akan ada dua orang gadis yang mau menempati dua kamar yang tersisa di rumah itu. Dia tak peduli seperti apa calon penghuni baru tersebut selama mereka tidak mengganggu kehidupannya.


Ting Tong

Ting Tong

Ting Tong

Ting Tong


"Apa mereka sudah gila? Tidak sabaran sekali." Sambil mengerutkan kening, sedikit terganggu dengan bunyi bel yang berdering tanpa henti itu, Ally meraih gagang pintu dan membukanya.

Kriett—

"Hello," ujar Ally menyapa dua sosok gadis yang kini berdiri di hadapannya. Yang satu berambut merah—tersangka pemencet bel barusan dan yang satu lagi seorang gadis berambut hitam khas orang negeri tropis. Ally melemparkan senyuman modelnya pada mereka berdua.

"Kurtzee dan Puri, benar? Silakan masuk."

Label: